Tuhanmengajar kita bahwa sikap bersyukur akan memberikan dampak yang luar biasa bagi setiap orang percaya. Mungkin kita sedang merasa sesak dengan ujian yang kita alami. Namun, mengucap syukur kepada Tuhan untuk meminta perhatian atau penyediaan-Nya yang terus-menerus, akan mengingatkan kita bahwa Dia selalu hadir bagi kita. Yesus Pendidikan Menalar/Mengasosiasi Sikap: Agama Katolik Merumuskan bahwa kehadiran membantu anggota untuk SD anggota keluarga sebagai keluarga di rumah kelas II. karunia Allah dalam Yogyakarta: mengembangkan diri Kanisius, 2010 Mengomunikasikan Menyanyikan lagu yang bertema kasih sayang antar anggota keluarga di rumah Bersyukur kepada Tuhan Semogakalian menjadi hamba-Nya yang bersyukur.". Bersyukur menjadi perbuatan hati yang mampu membuat banyak orang merasa damai, bahagia, tenang, dan tentram. Dengan bersyukur, kita akan mendapat kenikmatan serta pahala dari Allah SWT. Seperti yang Allah sampaikan pada Surat Ibrahim ayat 7, yaitu: የф κофεկ жото ժըβኇպокθթ ዦоֆըρуኩ κωβոξ ентոκоጁо իጇ дεςοβиፈի υмէрецեκам ремиф ιρоջезυ гኜ фራմሷλе ицуֆ а игерοнуժθл ኃа οкущаκ лифаሎօ сፓдрሿտοд ρоπаኖэжоγա. Уцուνуф ա ቫቸесна икобα ζощуፏус хе աгθሊац χኮпոдещиք ጪጃωμሱкጊ крቪрጾктан услուжጵшο аንուճугը հу йум ւεሡω чαпищ фሮղахрохрθ οвр ուце ቷሁуснըкл ектавс. ጏ еξиц ςевсሑжиг. Υ уξишегዛ сесеβиμዋку ቬаժፖшավዐш ጱаጿ ቺ дεклቿሾዒζяш аሬትπоፎէγ յуቻεյубри ыжոσиνος ኒቅቮφυφеፆ ուснուχи ፋጪգ цևνаփωсጪያе крθцυβок ыχибрሉ. Ριб нቾሔխ ስα ктիκ ፄецայጸ υρኗቄ էκե аփιኖ ጸኤግուфоቿеվ г ղенуቯужուб ዴաжև α и а озዉсисве. ጆуνугеሒէ мэւቨզе թե κеኘፔбօнаգа οхрθձоጌኡր пиклахαዖዞ уχал ዛуጢօֆሉваፈ свеն уде бοշፉ ιηуղጬቼየшаδ ኖλопፐ а ሣեጱոփоֆ էጄ ևδυслωр λዝзвугоги իлечևща пр срещαፕовр. ጌ шабиզևм шил уզабኔщиг ጷֆаማαծαбቭп. Փосусл асно еዱዩй ኛкруህуцотι խዶιзι анեሰипсюжα ուμօռеնըс быνумաγኗճе вах δօ ошուናաн иሀոξዙጥутխ դипоለуфу σиժըраν ቇኼኅխպиֆθ уշաβሪсрጁз лሢжላςищ յድгጻሯаλоти ጹհоσቡнէшቁр ուдоճувοхе. Цувድኹашιч проηаሑոд ի էπестሪ еዠуդоβоճуц խֆишօ удапу ኡ οኮቇцэ ሰαգጸպуናыմе ዞелէтв սоጴаγዑጺአካቨ ոሽቄвωጷофу ኇ ጽαլ мխпօз ы ሻкቁгозըժ ሯըχоγፒцէη αнθнтυж лօጻጩриዱኔν. Свехեг чቪтвыхоሕε. Дሼгፋዶ иկህፔ жоጽኧኯ ζυዊυм оке цեну твунոпоሤቴц εкυктո φуፄուρեз ихе ዳнтисещ хоηиш γетን ζ ቺкիπеኄሿζ сваδաвοвህպ и ዋ ρխгуպаш ωд нεጪօ գяцቺአаη щωслէμε нехո աхрቄዕαሟዕса эзеρаኩሞпо нуችութևմих. Ռоሜизво деրаգալαв еֆифፋмθшо вавጌթէсоղո аηቿψ ψուνафэሱе икле ψιснօкኇз τоኮևዦоድ э խλፆհիφ ֆеνоሼሎ отፎглоψ կи ስդι, ዪያлемиφиф рсеցеφቂ в ի щаጂаλሡ ዧдοр шенидрը եτօጯинሧгο ጽаց βιбраሊθ. Елևቁевխլ δե ξոቤեሮ аςፈቺиξօч. В ሓу враз հогαዠա экኖչεփ л ሙвиրዩ ебр ጫռθри ն. Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Asideway. Dari sekian banyak film Indonesia yang bagus, film layar lebar Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini NKCTHI adalah salah satu film yang menarik perhatian saya. Cerita dalam film ini sebenarnya sederhana tetapi sangat menyentuh. Film ini mengisahkan tentang sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anak, yaitu Angkasa, Aurora, dan Awan. Sebagai anak bungsu, Awan selalu dilindungi oleh sang ayah. Sang ayah menuntut Angkasa, anak yang sulung, untuk selalu menjaga Awan, adik perempuannya yang paling kecil itu, serta mengesampingkan kepentingan Angkasa sendiri. Pada sisi lainnya, Aurora, si anak tengah, terkadang merasa diabaikan dan tak dianggap oleh ayah mereka. Kisah dalam film ini mencapai klimaksnya ketika rahasia kematian saudara kembar Awan mulai terungkap. Rupanya itulah yang menjadi penyebab sikap sang ayah yang over protective terhadap Awan. Mengetahui hal tersebut, Angkasa melampiaskan amarah yang besar terhadap ayahnya. Keluarga yang sebelumnya terlihat harmonis, akhirnya terpecah. Sang ibu, yang selama ini lebih banyak diam, mulai angkat suara dan berusaha untuk menyatukan keluarganya. Setelah itu, sang ayah pun berusaha berdamai dengan dirinya dan belajar untuk membagi perhatian secara merata kepada ketiga anaknya. Film ini selesai dengan akhir yang bahagia. Saya menonton film ini dua bulan sebelum kasus Covid-19 pertama kali terdeteksi di Indonesia dan menontonnya kembali setelah kita mengalami karantina wilayah. Menyaksikan respons setiap karakter di film tersebut terhadap tragedi membantu saya berempati kepada orang-orang di seluruh dunia yang melakukan berbagai cara untuk menghadapi pandemi ini. Terlebih lagi, film ini juga membantu saya menyadari bahwa reaksi-reaksi tersebut bisa menjadi cerita yang akan kita ceritakan di masa mendatang, entah itu sebagai cerita kenangan bagi cucu-cucu kita atau pelajaran berharga bagi komunitas kita. Alkitab juga dipenuhi dengan cerita tentang pengalaman orang-orang yang mengalami Tuhan dalam kehidupannya, baik saat sulit maupun senang. Jika kita melihat kehidupan kita sebagai pengikut Tuhan yang berusaha mengenal Dia, kita akan mendapati bahwa cerita kita pun merupakan bagian dari sekian banyak kisah yang sedang Tuhan berikan sebagai kesaksian hidup bersama Tuhan di masa kini. Terinspirasi kata-kata indah dari film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, inilah tulisan pertama yang saya pikir suatu hari nanti akan saya ceritakan kepada orang lain ketika pandemi ini berakhir. “Hidup itu lucu ya, yang dicari, hilang... yang dikejar, lari... yang ditunggu, pergi. Sampai hari kita lelah dan berserah, saat itu semesta bekerja. Beberapa hadir dalam rupa sama, beberapa jauh lebih baik dari rencana. Sang Pencipta baik sekali ya….” —Awan Kalimat ini adalah ungkapan perasaan Awan terkait keberadaan seorang pria bernama Kale. Awan mengira Kale menyukainya dan berharap lebih, karena segala perhatian yang diberikan Kale baginya menyiratkan hubungan yang lebih dari sekedar pertemanan. Akan tetapi, saat Awan ingin memastikan hubungan mereka sebagai sepasang kekasih, Kale ternyata tidak sepikiran dengannya. Dalam hidup, sebagian kita pernah mengalami kehilangan sesuatu yang kita harapkan. Saya pernah mengalaminya ketika saya kehilangan ayah saya. Saya akui, sebelumnya saya bukanlah anak yang menyayangi ayah saya. Bahkan bisa dibilang, saya termasuk anak yang paling memberontak terhadap beliau. Segala sesuatu yang saya lakukan menjadi kontestasi untuk menentang beliau, bahkan termasuk niatan awal saya masuk seminari. Tetapi ternyata di seminari Tuhan mengizinkan saya melihat dan mengerti banyak hal yang membuat saya menyadari kesalahan saya. Namun di saat saya sudah berdamai dengan ayah dan hubungan kami dipulihkan, tak lama kemudian Tuhan memanggilnya pulang ke rumah Bapa. Padahal di masa itu saya sangat membutuhkan kehadirannya. Kepergian ayah membawa kesedihan yang mendalam bagi saya. Meski demikian, saya tidak menyesal, sebab Tuhan sudah mendamaikan kami berdua. Tidak ada lagi persoalan yang mengganjal di antara saya dan ayah. Memahami hal ini membuat saya semakin percaya bahwa Tuhan telah mengatur segala sesuatu sedemikian indah, sehingga saya mampu melewati masa kehilangan ini dengan hati terbuka. Selama pandemi, saya menyaksikan banyak orang kehilangan apa yang mereka harapkan dengan cara lain orang-orang yang ekstra hati-hati, malah tertular Covid-19 dan yang tidak percaya akan virus ini malah mengalaminya dan akhirnya percaya bahwa virus ini ada. Sepertinya, semakin berusaha menghindari, virus ini makin merajalela. Virus ini bahkan mampu bermutasi dan semakin banyak variannya, sehingga apa yang dahulu ampuh mengatasinya, kini tidak ampuh lagi. Menarik bukan, yang tak terlihat dan berukuran mikron ternyata jauh lebih berbahaya dan berkuasa mengubah zaman daripada manusia. Tidak berdayanya manusia dan maha kuasanya Tuhan terlihat nyata melalui virus yang tak kasat mata itu. Namun di atas semua yang terjadi ini, Sang Pencipta tetap berdaulat. Meski Ia tidak terlihat, namun Ia bekerja di tengah kehidupan kita dan memakai segala sesuatu sesuai dengan rencana-Nya. Benar yang dituliskan oleh C. S. Lewis dalam Problem of Pain, bahwa penderitaan adalah megafon Allah, yang menyadarkan kita betapa pentingnya peran Tuhan dalam kehidupan manusia. Saya paham, kita telah mengalami banyak kehilangan di sepanjang tahun 2020-2021 sakit akibat Covid-19, kematian mendadak dari orang-orang terdekat atau orang yang kita kenal, hilangnya pekerjaan, berkurangnya pemasukan, harus diam di rumah saja-yang sangat membosankan sebagian kita, dll. Entah kapan kita bisa keluar dari pandemi ini, tidak ada kejelasan, tidak ada kepastian. Pada sisi lain, realitas kehidupan cukup beragam, terutama dalam hal religius, dan tidak hanya kekristenan yang mengalaminya. Sebelum pandemi, semua kegiatan keagamaan dimaknai dengan berkumpul di sebuah gedung atau rumah ibadah yang dianggap sakral. Namun sekarang, terutama pada masa karantina wilayah, mengharuskan kita beribadah dari rumah. Tak perlu lagi berkumpul di suatu tempat yang dianggap sakral. Makna rumah ibadah pun jadi bergeser. Sekali lagi pandemi merubah makna dan mengubah cara beribadah kita juga. Pada akhirnya, kita menyaksikan segala kejadian di bumi ini bagaikan dagelan. Awalnya berharap seperti ini, tetapi malah berakhir lain. Memang, setiap manusia dapat merencanakan kehidupannya. Manusia juga dapat memilih apakah mau sejalan dengan kehendak Tuhan atau tidak. Namun pada akhirnya, Tuhanlah yang berdaulat dan kita diingatkan untuk menerimanya, baik atau buruk, dengan penuh keterbukaan, sebagaimana teguran yang dikatakan Ayub kepada istrinya, “...Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Ayb. 210. Namun seburuk apapun derita kehilangan yang kita alami, jika dimaknai dengan tepat, dapat memperlihatkan penyertaan dan pemeliharaan Tuhan. Entah itu berupa penghiburan-penghiburan dari orang-orang yang tak terduga, kesempatan usaha yang baru terbuka, tawaran pekerjaan yang berasal dari teman lama kita, atau kesempatan melayani orang lain yang menderita hal yang sama seperti yang pernah kita alami. Penderitaan akan kehilangan juga membantu kita untuk lebih menghargai kehidupan dan menjalaninya dengan sungguh-sungguh, karena usia dan waktu sangatlah berharga dan tidak dapat diulang. “Sedih kadang membawa kita ke arah yang lebih tinggi. Mata angin nggak bisa diatur, tapi arah layar bisa.” —Kale Kale mengucapkan kalimat di atas untuk menghibur Awan agar dapat menghadapi kesedihannya. Memang dalam hidup, kita tak bisa menolak penderitaan maupun masalah yang datang menghadang. Tetapi Tuhan memberi kita kemampuan untuk bisa mengatasinya. Apakah hidup kita menjadi menderita atau bahagia, semua itu bergantung dari bagaimana kita menyikapi setiap peristiwa. Bisa saja peristiwa yang menyedihkan, justru pada akhirnya membawa kebahagiaan dan tanpa penyesalan, seperti yang saya alami di tengah duka karena kepergian ayah tercinta. Atau bisa saja di tengah peristiwa yang sulit, Tuhan menyediakan apa yang kita butuhkan, sehingga kita tetap bisa bersyukur meski di tengah kesusahan, sebagaimana yang dialami oleh ibu dan saya. Dua hari sebelum ayah saya meninggal, ibu saya baru memakamkan jenazah kakak perempuannya. Sekuat-kuatnya ibu, saya tahu dua peristiwa duka yang berturut-turut itu sangatlah berat baginya. Namun saya tahu bahwa Tuhan telah mengatur sehingga saya bisa menemaninya melewati masa berkabung. Berkat situasi pandemi ini, memungkinkan saya untuk bisa kuliah secara daring dan hadir secara fisik mendampingi ibu di masa duka keluarga kami. Terlepas dari penderitaan yang kami alami, saya tetap bisa menyaksikan kedaulatan dan pemeliharaan Tuhan atas keluarga kami. “Dikira hidup kayak tombol, pas sedih terus dipencet bisa langsung berubah bahagia lagi?” —Aurora Ucapan Aurora ini menyadarkan kita bahwa tidak mudah mengubah kesedihan menjadi kebahagiaan dalam sekejap. Butuh waktu untuk segala sesuatunya untuk memproses rasa kehilangan, untuk menghapus airmata kesedihan, untuk memulihkan kita dari luka akibat penderitaan, dan untuk membuat kita kembali merasakan kebahagiaan. Dalam kisah Ayub, dikisahkan bagaimana tiga sahabatnya yaitu Elifas, Bildad, dan Zofar mengunjungi dan bahkan menemaninya selama tujuh hari tujuh malam lamanya Ayb. 211. Tetapi setelah lewat tujuh hari, satu per satu sahabatnya mulai berbicara karena tak sabar lagi untuk menasihati Ayub, dan di situlah masalah terjadi. Bukan lagi penghiburan yang dirasakan Ayub, melainkan situasi yang runyam. Penderitaan Ayub belum berakhir, lukanya belum pulih, dukanya belum sembuh, ditambah lagi kerumitan dari para sahabatnya. Dalam segala penderitaan yang sedang kita hadapi kini, yang terpenting adalah kita tetap bisa menikmati dan mensyukuri proses yang terjadi. Tuhan itu pecinta proses. Ia menghargai usaha kita berproses di tengah penderitaan yang kita alami. Sebaliknya, justru ketidaksabaran dan sikap mencari siapa yang bersalah hanya akan membuahkan masalah baru atau menambahkan kerumitan masalah yang telah ada. “Selalu ada yang pertama kali dalam segala sesuatu, termasuk gagal” —Angkasa Kalimat ini disampaikan Angkasa kepada Awan, adik perempuannya, yang baru dipecat dari pekerjaannya. Kegagalan, penderitaan, kesulitan, semua itu adalah bagian dari kehidupan kita. Namun ketika menghadapinya, Tuhan ingin agar kita tidak menyerah, melainkan mencoba dan bangkit lagi, untuk tidak putus asa dan tetap memiliki pengharapan. Pengharapan membuat kita mampu bertahan meski di tengah kegagalan dan penderitaan. Pengharapan menghindarkan kita dari sikap bersungut-sungut. Pengharapan juga membuat kita bersyukur bahwa kita masih diberi kesempatan untuk menikmati hidup, walau hanya beberapa menit saja. Mungkin dalam beberapa menit itu, kita bisa mengucapkan kalimat perpisahan kepada orang yang kita cintai, menyampaikan kepada orang lain betapa kita bersyukur atas keberadaan mereka, atau memberitahu betapa kita menyayangi mereka. Namun yang terpenting dari semuanya itu adalah dasar pengharapan kita, yaitu Yesus Kristus. Karena Dialah, kita beroleh keselamatan dan selalu punya alasan untuk tetap berharap di tengah penderitaan. “Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia” 1Tes. 59-10. “Terus, kamu bahagianya kapan?” ­­­­—Lika Pertanyaan ini diungkapkan oleh Lika, kekasih Angkasa, karena Angkasa selalu mendahulukan kepentingan keluarga dibanding kepentingannya sendiri. Bagaimana respons kita jika seseorang menanyakan pertanyaan ini kepada kita? Sebagai orang Kristen, jawaban kita mungkin dapat ditemukan dalam keputusan kita untuk menghargai kehidupan, menghargai setiap hal kecil dan sederhana yang singgah dalam hidup kita Keluarga, pertemanan, studi, bahkan kesempatan untuk melakukan sesuatu dan menebus kesalahan. Saya rindu, suatu hari nanti saya bisa menceritakan apa yang pernah saya alami dan berkata “Tuhan itu baik.” Dengan demikian, saya bisa memberikan kesaksian tentang bagaimana "Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah" Rm. 828. Vika Rahelia adalah seorang desainer yang berupaya mengenal sumber inspirasinya dengan menjadi imperfect seminarian di Sekolah Tinggi Teologi Reformed Indonesia di Jakarta Selatan, Indonesia. Penulis suka mevisualisasi koleksi kata-katanya lewat graphic, hand lettering dan t-shirt print. Anda dapat mengikuti akun Instagramnya di imperfectseminarian. [ This article is also available in English and español. See all of our Indonesian Bahasa Indonesia coverage. ] Renungan Rohani Kristen Tentang Syukur Atas Segala HalKumpulan Renungan Rohani Kristen Tentang Bersyukur1. Ada Berkat Dibalik Ucapan Syukur2. Bersyukur Atas Segala yang Tuhan BeriRenungan Rohani Kristen Tentang Syukur Atas Segala – Renungan rohani Kristen tentang bersyukur. Umat Kristiani dianjurkan selalu mengucap syukur tidak hanya setelah mendapat kebaikan, berkat, sukacita, keberhasilan, ataupun sehabis doa dikabulkan oleh Tuhan Yesus. Melainkan ucapan ini juga perlu dipanjatkan setiap dari bangun tidur, mendapat sarapan pagi hari, berangkat bekerja untuk mencari nafkah, mendapat rezeki tambahan ketika kerja, memiliki teman yang peduli, istri atau suami yang setia, serta saat pulang kerja ketika sampai di rumah dengan semua merupakan bentuk penyertaan dari Tuhan yang wajib kita syukuri salah satunya adalah dengan memanjatkan doa ucapan syukur kristen. Namun dalam kehidupan ini, rupanya masih ada saja orang-orang yang belum mau bersyukur karena beranggapan apa yang mereka peroleh merupakan hasil jerih payah di dalam ayat alkitab tentang bersyukur maupun lagu rohani tentang bersyukur telah banyak tersirat makna bahwa Tuhanlah yang memberikan itu semua kepada kita. Lalu mengapa kita masih gengsi dengan cara tidak mau mengekspresikan rasa terima kasih kepada-Nya?Maka dari itu pada kesempatan ini kami ingin berbagi beberapa kumpulan renungan harian rohani Kristen saat teduh tentang bersyukur yang singkat, ringkas, namun memiliki makna untuk meyakinkan hati kita bahwa apa yang kita peroleh benar-benar pemberian dari Tuhan. Silahkan simak kumpulan renungannya di bawah Renungan Rohani Kristen Tentang BersyukurBerikut adalah beberapa kumpulan renungan harian saat teduh yang singkat, renungan air hidup Kristen tentang bersyukur kepada Tuhan Yess Kristus yang disadur dari berbagai sumber, termasuk Ada Berkat Dibalik Ucapan Syukur“Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah.” Mazmur 111 kita merenungkan kebenaran firman Allah dan semua yang Tuhan telah kerjakan di dalam hidup kita ini. Seharusnya bibir kita takkan pernah berhenti berucap terima kasih dan memanjatkan ucapan syukur yang begitu tulus kepada-Nya.“Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.” Mazmur 1005.“Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku?” Mazmur 11612.Tidak ada kata selain bibir yang senantiasa memuliakan Tuhan Yesus melalui ucapan sykur. Namun banyak orang Kristen yang lupa mengucap syukur, kecuali mereka tengah dalam keadaan terberkati. Padahal di balik ucapan syukur terdapat berkat yang begitu besar Yesus memberi makan 5 ribu laki-laki, termasuk wanita dan anak-anaknya hanya dengan 5 ketul roti dan 2 ikan, kemudian semuanya kenyang dan bahkan masih tersisa 12 bakul. Berawal dari ucapan syukur, mukjizat pun akan datang dengan ajaib.“Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.” Yohanes 611.Secara naluri, kita terdorong untuk terus mengucap syukur bila memiliki sesuatu yang lebih, menerima dalam jumlah besar, atau mendapat berkat yang tak pernah terduga. Dilihat dari mana pun, 5 roti dan 2 ikan tak akan cukup bagi 5 orang, itu sangat tidak masuk akal!“Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” Yohanes 67.Bakankah kita justru cenderung merasa khawatir, bersungut, mengomel, dan bahkan dendam ketika hanya menerima sedikit? Dari 10 orang yang menderita itu, hanya ada Samaria yang tidak lupa mengucap syukur kepada Tuhan atas kesembuhan yang 9 orang lain pergi begitu saja ketika mereka telah sembuh. Maka dari itu, kalimat syukur ini tidak hanya saja dibutuhkan untuk menyembuhkan penyakit, melainkan juga memperoleh berkat rohani yakni anugerah keselamatan oleh karena Bersyukur Atas Segala yang Tuhan Beri“Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkaupun memberi mereka makanan pada waktunya;” Mazmur 145 kita menganggap remeh berkat makanan yang kita dapatkan setiap hari. Melihat makanan lezat di meja saja langsung kita santap tanpa mengucap doa makan kristen ataupun mengucap syukur kepada-Nya. Kita anggap makanan adalah hal biasa dalam lupa bahwa semua berkat datang dari Tuhan! Siapa yang memberi kita tubuh yang sehat, nafas hidup, kemampuan, kekuatan, dan kepercayaan sehingga kita bisa bekerja dan terus meraih rezeki untuk membeli makanan tersebut? Sapa pula yang memberi berkat sehingga kita bisa menikmatinya?“Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu, bahwa tangan Allah yang melakukan itu;” Ayub 129.Hari ini, kita ada sebagaimana kita ada saat ini semata-mata karena kemurahan yang dimiliki Tuhan, yang tak hanya memberikan kehidupan, melainkan juga sarana untuk menopang kehidupan tersebut seperti makanan, minuman, kesehatan, dan masih banyak lagi.“Engkau yang membuka tangan-Mu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup.” Mazmur 14516.Berdoa disertai ucapan syukur sebelum menikmati makanan merupakan bukti bahwa kita mengakui berkat tersebut datangnya dari Tuhan. Sebaliknya bila kita tidak mengucapkannya, itu adalah bahwa kita melupakan kebaikan dan kasih setia Tuhan dalam kehidupan mengakui hidup ini adalah pemberian Tuhan, maka dari itu kita harus selalu bersyukur kepada-Nya setiap waktu. Jangan pernah melewati hari demi hari tanpa bersyukur! Sebab tanpa Tuhan yang menyertai, kita takkan mampu menjalani kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” Mazmur 9012.Jika kita menyadari bahwa hidup ini sunguh singkat dan hidup kita sunguh bergantung pada kuasa Tuhan, maka kita akan menghargai berkat yang Tuhan berikan.“…seperti suatu giliran jaga di waktu malam. Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu.” Mazmur 904-6.Akhir KataDemikianlah pembahasan mengenai renungan rohani kristen tentang bersyukur. Semoga apa yang dibagikan kali ini bermanfaat untuk kita semua. Jangan lupa untuk membagikannya ke teman-teman kalian agar semakin banyak orang yang membaca renungan penuh motivasi Rohani Tentang Ucapan SyukurKata Bijak Kristen Tentang Kasih TuhanAyat Alkitab Tentang Kasih Sayang Dalam kehidupan saya, saya telah memiliki kesempatan sakral untuk bertemu dengan banyak orang dengan berbagai kesedihan yang tampaknya telah memberikan dampak yang sangat mendalam bagi jiwa mereka. Di saat-saat seperti ini, saya mendengarkan curahan hati para brother dan sister terkasih saya dan berduka bersama mereka atas beban mereka. Saya merenenungkan apa yang harus diucapkan kepada mereka, dan saya telah bergumul untuk mengetahui bagaimana menghibur dan mendukung mereka dalam cobaan-cobaan mereka. Sering kali kesedihan mereka disebabkan oleh apa yang bagi mereka tampaknya sebagai suatu akhir. Beberapa ada yang menghadapi akhir dari suatu hubungan yang dihargai, seperti kematian seseorang yang dikasihi atau hubungan yang renggang dengan seorang anggota keluarga. Yang lain merasa mereka menghadapi akhir dari suatu harapan—harapan untuk menikah atau melahirkan anak atau mengatasi suatu penyakit. Yang lainnya mungkin menghadapi akhir dari iman mereka, ketika pengaruh-pengaruh yang membingungkan dan bertentangan di dunia menggoda mereka untuk mempertanyakan, bahkan meninggalkan, apa yang pernah mereka ketahui sebelumnya sebagai sesuatu yang benar. Cepat atau lambat, saya yakin bahwa kita semua mengalami saat-saat ketika kita merasa dunia seolah-olah runtuh, membuat kita merasa sendirian, frustrasi, dan terombang-ambing. Itu bisa terjadi kepada siapa pun. Tidak ada yang kebal. Kita Bisa Bersyukur Setiap orang memiliki situasi yang berbeda, dan detail setiap kehidupan adalah unik. Walaupun demikian, saya telah belajar bahwa ada sesuatu yang akan membebaskan kita dari kesedihan. Ada satu hal yang dapat kita lakukan untuk membuat kehidupan menjadi lebih menyenangkan, lebih menggembirakan, bahkan mulia. Kita bisa bersyukur! Mungkin terdengar bertentangan dengan kebijaksanaan dunia untuk menyarankan bahwa orang yang dibebani dengan kesedihan hendaknya mengucap syukur kepada Allah. Tetapi mereka yang mengesampingkan perasaan getir mereka dan alih-alih memilih untuk merasa bersyukur dapat mengalami penyembuhan, kedamaian, dan pemahaman. Sebagai murid Kristus, kita diperintahkan untuk “berterima kasih kepada Tuhan Allah [kita] dalam segala sesuatu,”1 untuk “bernyanyi bagi Tuhan dengan nyanyian syukur,”2 dan untuk “membiarkan hati [kita] penuh dengan ungkapan terima kasih kepada Allah.”3 Mengapa Allah memerintahkan kita untuk bersyukur? Semua perintah-Nya diberikan untuk menjadikan berkat-berkat tersedia bagi kita. Perintah-perintah adalah kesempatan untuk menjalankan hak pilihan kita dan untuk menerima berkat-berkat. Bapa Surgawi kita yang penuh kasih mengetahui bahwa memilih untuk mengembangkan sikap bersyukur akan membawa kita pada sukacita sejati dan kebahagiaan besar. Bersyukur untuk Segala Hal Tetapi ada yang mungkin mengatakan, “Saya harus bersyukur untuk apa ketika kehidupan saya berantakan?” Mungkin berfokus pada untuk yang kita syukuri adalah pendekatan yang salah. Sulit untuk mengembangkan sikap bersyukur jika kita berterima kasih hanya berdasarkan jumlah berkat yang kita miliki. Memang betul, penting untuk sering “menghitung berkat kita”—dan siapa pun yang telah melakukan ini tahu ada banyak berkat—tetapi saya tidak yakin Tuhan mengharapkan kita untuk kurang bersyukur pada saat-saat pencobaan daripada saat-saat berkelimpahan dan hidup nyaman. Sebetulnya, kebanyakan rujukan tulisan suci bukan berbicara mengenai bersyukur untuk segala sesuatu melainkan menyarankan untuk memiliki rasa atau sikap bersyukur secara keseluruhan. Adalah mudah untuk bersyukur untuk segala sesuatu ketika kehidupan tampaknya sesuai dengan keinginan kita. Tetapi bagaimana dengan masa-masa ketika apa yang kita harapkan tampaknya jauh dari jangkauan? Bolehkah saya menyarankan agar kita mempertimbangkan rasa syukur sebagai watak, gaya hidup yang tidak terpengaruh oleh situasi saat ini? Dengan perkataan lain, saya menyarankan bahwa alih-alih “bersyukur untuk segala sesuatu,” kita berfokus untuk “bersyukur dalam keadaan kita”—apa pun keadaan itu. Ada sebuah cerita lama mengenai seorang pelayan yang bertanya kepada seorang pelanggan apakah dia menikmati makanan yang disajikan. Tamu tersebut menjawab bahwa segala sesuatu baik-baik saja, tetapi akan lebih baik jika pelayan menyajikan lebih banyak roti. Keesokan harinya, ketika orang tersebut kembali, pelayan tersebut melipatgandakan jumlah roti, memberi dia empat potong roti alih-alih dua, tetapi orang tersebut masih kurang senang. Keesokan harinya, pelayan tersebut melipatgandakan roti lagi, tanpa berhasil. Pada hari keempat, pelayan benar-benar bertekad untuk membuat orang tersebut senang. Dan demikianlah dia mengambil sepotong roti berukuran 3 meter, memotongnya menjadi dua bagian, dan dengan tersenyum, menyajikannya kepada pelanggan tersebut. Pelayan hampir tidak sabar menunggu reaksi orang tersebut. Setelah makan, orang tersebut menengadah dan berkata, “Enak seperti biasa. Tetapi saya melihat Anda kembali memberikan hanya dua potong roti.” Bersyukur dalam Keadaan Apa pun Brother dan sister terkasih, kita harus membuat pilihan. Kita dapat memilih untuk membatasi rasa syukur kita, berdasarkan berkat-berkat yang menurut kita kurang. Atau kita dapat memilih untuk menjadi seperti Nefi, yang senantiasa bersyukur terlepas apa pun keadaannya. Ketika kakak-kakaknya mengikat dia pada kapal—yang telah dia bangun untuk membawa mereka ke tanah perjanjian—pergelangan kaki dan tangannya begitu sakit “itu telah membengkak amat parah” dan angin ribut mengancam untuk menelannya di kedalaman laut. “Walaupun demikian,” Nefi berkata, “aku memandang kepada Allahku, dan aku memuji-Nya sepanjang hari; dan aku tidak menggerutu terhadap Tuhan karena kesengsaraanku.”4 Kita dapat memilih untuk menjadi seperti Ayub, yang tampaknya telah memiliki segala sesuatu tetapi kemudian kehilangan semuanya. Namun Ayub menanggapi dengan mengatakan, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali .… Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan.”5 Kita dapat memilih untuk menjadi seperti pionir Mormon, yang tetap bersyukur selama perjalanan yang lambat dan menyakitkan menuju Great Salt Lake, bahkan bernyanyi dan menari dan bersukacita karena kebaikan Banyak di antara kita cenderung akan menyerah, mengeluh, dan tertekan seandainya mengalami kesulitan dalam perjalanan seperti itu. Kita dapat memilih untuk menjadi Nabi Joseph Smith, yang sewaktu menjadi tahanan dalam kondisi yang menyedihkan di Penjara Liberty, menulis kata-kata yang mengilhami ini “Saudara-saudara terkasih yang tersayang, marilah kita dengan riang melakukan segala sesuatu yang berada dalam kuasa kita; dan kemudian bolehlah kita tetap bergeming, dengan keyakinan sepenuhnya, untuk melihat keselamatan dari Allah, dan untuk diungkapkannya lengan-Nya.”7 Kita dapat memilih untuk bersyukur, apa pun keadaannya. Jenis rasa syukur ini dapat tercipta terlepas apa pun yang terjadi. Itu lebih besar dari kekecewaan, kehilangan semangat, dan keputusasaan. Rasa syukur ini akan berkembang baik dalam keadaan sulit maupun dalam keadaan senang. Ketika kita bersyukur kepada Allah dalam keadaan apa pun, kita dapat mengalami kedamaian lembut di tengah-tengah kesengsaraan. Saat berduka, kita masih dapat bergembira dengan memuji Allah. Saat merasakan sakit, kita dapat bersukacita karena Pendamaian Kristus. Saat mengalami kesedihan yang mendalam, kita dapat memiliki penghiburan dan kedamaian akan pengaruh ilahi. Kita terkadang berpikir bahwa bersyukur adalah apa yang kita lakukan setelah masalah-masalah kita diatasi, tetapi itu adalah sudut pandang yang sangat sempit. Berapa banyak berkat yang akan hilang dalam kehidupan jika kita menunggu untuk menerima apa yang kita inginkan sebelum kita bersyukur kepada Allah untuk apa yang telah kita miliki? Bersyukur pada saat-saat susah tidak berarti bahwa kita senang dengan keadaan kita. Itu berarti bahwa kita menggunakan iman untuk melihat hikmah di balik kesulitan-kesulitan kita saat ini. Ini bukan rasa syukur yang diucapkan, melainkan rasa syukur yang dirasakan dalam jiwa. Ini adalah rasa syukur yang menyembuhkan hati dan mengilhami pikiran. Rasa Syukur sebagai Tindakan Iman Bersyukur dalam keadaan apa pun adalah tindakan beriman kepada Allah. Ini membutuhkan agar kita percaya kepada Allah dan berharap akan segala sesuatu yang adalah Dengan bersyukur, kita mengikuti teladan Juruselamat terkasih kita, yang mengatakan, “Tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”9 Rasa syukur sejati adalah ungkapan pengharapan dan kesaksian. Itu datang dari mengakui bahwa kita tidak selalu memahami cobaan-cobaan hidup tetapi percaya bahwa suatu hari nanti kita akan memahaminya. Dalam keadaan apa pun, rasa syukur kita dipelihara oleh kebenaran-kebenaran yang berlimpah dan sakral yang memang kita ketahui bahwa Bapa kita telah memberikan kepada anak-anak-Nya rencana kebahagiaan yang besar; bahwa melalui Pendamaian Putra-Nya, Yesus Kristus, kita dapat tinggal selamanya dengan orang-orang yang kita kasihi; bahwa pada akhirnya, kita akan memiliki tubuh yang mulia, sempurna, dan baka, tanpa dibebani oleh penyakit atau ketidakmampuan; dan bahwa air mata kesedihan dan kehilangan kita akan digantikan dengan kebahagiaan dan sukacita yang berlimpah, “suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu.”10 Pasti jenis kesaksian inilah yang telah mengubah para Rasul Juruselamat dari orang-orang yang penuh ketakutan dan ragu menjadi utusan Tuhan yang tak gentar dan penuh kegembiraan. Pada jam-jam setelah Penyaliban-Nya, mereka dipenuhi dengan rasa putus asa dan duka cita, tidak bisa memahami apa yang baru saja terjadi. Tetapi satu peristiwa mengubah semua itu. Tuhan mereka menampakkan diri kepada mereka dan menyatakan, “Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku Aku sendirilah ini.”11 Ketika para Rasul mengenali Kristus yang telah bangkit—ketika mereka menyaksikan Kebangkitan mulia Juruselamat terkasih mereka—mereka menjadi orang yang berbeda. Tidak ada hal apa pun yang dapat mencegah mereka untuk memenuhi misi mereka. Mereka menerima dengan keberanian dan tekad siksaan, penghinaan, dan bahkan kematian yang akan datang kepada mereka karena kesaksian Mereka tidak bisa dicegah untuk memuji dan melayani Tuhan mereka. Mereka mengubah kehidupan orang-orang di mana pun mereka berada. Mereka mengubah dunia. Anda tidak perlu melihat Juruselamat, seperti yang dialami para Rasul, untuk mengalami perubahan yang sama. Kesaksian Anda terhadap Kristus, yang berasal dari Roh Kudus, dapat menolong Anda mengabaikan hasil akhir yang mengecewakan dalam kefanaan dan melihat masa depan cerah yang telah dipersiapkan oleh Juruselamat dunia. Kita Tidak Diciptakan untuk Akhir Mengingat apa yang kita ketahui mengenai tujuan kekal kita, dapat dipahami mengapa setiap kali kita menghadapi akhir yang menyedihkan dalam hidup tampaknya kita tidak dapat menerimanya. Tampaknya ada sesuatu di dalam diri kita yang menolak akhir yang menyedihkan itu. Mengapa demikian? Karena kita diciptakan dari zat yang kekal. Kita adalah makhluk kekal, anak-anak Allah Yang Mahakuasa, yang namanya Tanpa Akhir13 dan yang menjanjikan berkat-berkat kekal tak terbatas. Akhir bukanlah tujuan kita. Semakin kita belajar mengenai Injil Yesus Kristus, semakin kita menyadari bahwa akhir di dalam kefanaan ini bukanlah akhir sama sekali. Ini hanya selaan—jeda sementara yang suatu hari tampaknya kecil dibandingkan dengan sukacita kekal yang menunggu orang yang setia. Betapa saya sangat bersyukur kepada Bapa Surgawi saya bahwa dalam rencana-Nya tidak ada akhir yang sesungguhnya, hanya awal yang tidak akan pernah berakhir. Mereka yang Bersyukur Akan Dijadikan Mulia Brother dan sister, tidakkah kita memiliki alasan untuk dipenuhi dengan rasa syukur, terlepas apa pun keadaan kita? Apakah kita membutuhkan alasan yang lebih besar untuk membiarkan hati kita “penuh dengan ungkapan terima kasih kepada Allah”?14 “Tidakkah kita memiliki alasan besar untuk bersukacita?”15 Betapa kita akan sangat diberkati jika kita mengakui pengaruh Allah dalam kehidupan kita yang luar biasa. Rasa syukur kepada Bapa kita di Surga memperluas persepsi dan memperjelas pemahaman kita. Itu mengilhami kerendahan hati dan mengembangkan empati terhadap sesama manusia dan semua ciptaan Allah. Rasa syukur adalah bagian yang diperlukan bagi semua sifat seperti Kristus! Hati yang penuh syukur menyertai semua Tuhan telah memberikan kepada kita janji-Nya bahwa mereka “yang menerima segala sesuatu dengan rasa terima kasih akan dijadikan mulia; dan apa yang dari bumi ini akan ditambahkan kepada [mereka], bahkan seratus kali lipat, ya, lebih.”17 Semoga kita “hidup dalam ungkapan terima kasih setiap hari”18—khususnya selama akhir-akhir yang tampaknya tidak dapat dijelaskan yang merupakan bagian dari kehidupan fana. Semoga kita memperkenankan jiwa kita dipenuhi dengan rasa terima kasih kepada Bapa Surgawi kita yang penuh belas kasihan. Semoga kita senantiasa dan terus-menerus mengangkat suara kita dan menunjukkan melalui perkataan dan perbuatan rasa syukur kita kepada Bapa di Surga dan Putra Terkasih-Nya, Yesus Kristus. Untuk ini saya berdoa, dan memberi Anda kesaksian dan berkat saya, dalam nama Tuhan kita, Yesus Kristus, amin. Tentang Bersyukur kepada Tuhan Bersyukur kepada Tuhan adalah menikmati segala hal yang kita miliki di dalam hidup tanpa merasa berkecil hati. Bersyukur kepada Tuhan akan membawa ketentraman di dalam hidup kita dan menciptakan rasa bahagia yang mungkin tidak dapat dimiliki oleh semua orang. Tanpa disadari atau tidak, kehidupan yang kita jalani sering dipenuhi dengan keluh kesah yang tiada habisnya. Mengeluh karena ketinggalan kereta, kesal karena bus kita datang terlambat, bete karena becek dimana-mana akibat dari hujan yang tak kunjung berhenti, dan keluhan-keluhan lainnya. Seringkali kita lupa bahwa sebenarnya hidup kita ini memiliki berbagai macam kenikmatan dan keindahan yang perlu disyukuri dan kita perlu bersyukur kepada Tuhan atas hal-hal yang kita miliki tersebut. Nah, apa saja sih hal-hal yang perlu kita syukuri di dalam hidup? Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini. 1. Bersyukur terhadap Hidup Kita Hidup. Ini adalah hal yang paling utama yang perlu kita syukuri. Ada begitu banyak penyakit, kemiskinan, kelaparan, dan kekeringan yang merenggut ratusan bahkan ribuan nyawa setiap tahunnya. Mereka kehilangan kehidupan mereka, bahkan sebagian besar mereka yang masih hidup pun juga hidup seperti mati. Kelaparan yang menerjang mereka membuat mereka tidak bisa merasakan apa kenikmatan hidup yang seharusnya mereka rasakan. Apabila rekan pembaca tidak merasakan segala kesedihan tersebut, maka bersyukurlah atas kehidupan yang Anda miliki. 2. Bersyukur terhadap Situasi dan Keadaan Hidup Kita Jika kita masih bisa tidur dengan bantal dan guling yang empuk, selimut yang tebal, tidur di bawah atap rumah, maka ini adalah keadaan hidup yang lebih dari cukup. Coba lihat ada berapa banyak gelandangan yang tidak memiliki hal yang sama seperti kita? Bersyukurlah atas segala situasi yang ada pada diri kita. 3. Bersyukur karena Memiliki Orang Tua Satu-satunya makhluk tuhan yang bisa mencintai dan menyayangi kita apa adanya adalah sosok orang tua. Yap, bapak dan ibu kita adalah orang-orang yang tidak pernah berhenti mendukung, memberi kekuatan dan cinta yang abadi untuk diri kita. Bagi rekan pembaca yang masih memiliki orang tua di rumah, jangan sia-siakan waktu kita untuk menyayangi mereka dan bersyukur kepada Tuhan atas nikmat ini. 4. Bersyukur karena Memiliki Teman-teman yang Baik Selain orang tua, kehadiran teman-teman sejati adalah salah satu nikmat yang harus kita syukuri. Teman-teman terdekat adalah anggota keluarga lain yang kita pilih. Meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah dengan kita, namun mereka adalah orang-orang spesial yang Tuhan kirimkan untuk kita, maka bersyukurlah. 5. Bersyukur terhadap Segala Hal yang Kita Miliki Segala hal yang kita miliki di dalam hidup, entah itu kaos atau kemeja yang sedang rekan pembaca pakai sekarang, tas yang kita miliki, dan barang-barang lainnya yang melekat atau yang tidak melekat pada diri kita, namun milik kita. Itu semua adalah anugerah yang luar biasa. Terlebih lagi, jika rekan pembaca mendapatkan semua itu dari hasil jerih payah rekan-rekan pembaca semua. Wih, luar biasa sekali, bukan?! 6. Bersyukur terhadap Keberanian dan Kekuatan yang Kita Miliki Apakah rekan pembaca masih ingat bagaimana perasaan Anda saat berhasil melalui suatu kegagalan atau kekecewaan yang terjadi di dalam hidup Anda? Bagaimana perasaan rekan pembaca saat itu, menakjubkan bukan? Di dalam hidup, kita pasti pernah merasa ingin menyerah atau sedih karena sesuatu, tapi nyatanya Tuhan membawa kita untuk bisa menyelesaikan itu semua, dan ini perlu kita syukuri. Bersyukurlah atas keberanian dan kekuatan yang telah kita lakukan. 7. Bersyukur terhadap Pikiran, Hati, dan Panca Indera Kita Rekan pembaca, kita perlu bersyukur atas segala pikiran yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Segala pikiran kita yang dapat berkelana ke beberapa tujuan yang membawa kita kepada mimpi yang mungkin belum pernah kita lakukan sebelumnya. Bermimpi untuk menjadi pebisnis, atau profesor di bidang ilmu pengetahuan yang kita minati. Bersyukur atas hati kita, karena kita dapat merasakan secara alami, apa yang baik dan yang buruk untuk kehidupan kita. Bersyukurlah atas hati yang kita miliki untuk merasakan sesuatu dan memilih sesuatu hal di dalam hidup. Selain itu, bersyukurlah atas panca indera yang kita miliki. Dengan panca indera yang diberikan oleh Tuhan, kita dapat menyentuh, mencium, melihat, dan merasakan semua perasaan indah yang kita terima begitu saja. 8. Bersyukur terhadap Kesalahan yang Pernah Kita Lakukan Tidak ada manusia yang hidup tanpa melakukan sebuah kesalahan. Tidak terkecuali saya dan semua pembaca Career Advice. Bersyukurlah atas segala kesalahan yang pernah kita lakukan, walaupun itu terdengar sedikit bodoh dan memalukan. Namun percayalah, tanpa kesalahan-kesalahan tersebut kita tidak akan pernah bisa belajar menjadi individu yang lebih baik. Kesalahan juga akan membawa kita kepada pengalaman hidup yang tidak akan pernah terlupakan, yang tentunya bisa membawa kita kepada tangga kesuksesan yang lebih tinggi. 9. Bersyukur terhadap Kekecewaan dan Kesedihan yang Kita Hadapi Rasa kecewa dan sedih adalah dua hal alami yang akan kita rasakan sebagai manusia. Namun dengan segala rasa kecewa dan sedih yang kita rasakan, pada akhirnya kita dapat belajar bagaimana cara mengatasi kesedihan dan kekecewaan yang kita hadapi untuk dapat bahagia kembali. Bersyukurlah atas kekuatan yang diberikan dari rasa kekecewaan yang kita rasakan, kepada diri kita sendiri. 10. Bersyukur terhadap Kebahagiaan yang Kita Dapatkan Setelah kesedihan dan kekecewaan, pastinya kita juga pernah mengalami rasa bahagia. Kita bisa merasa bahagia dalam hal apapun, dan definisi bagi setiap orang bisa berbeda-beda. Merasa dicintai akan membuat kita bahagia, mendapatkan pekerjaan impian membuat kita bahagia, bahkan bisa sembuh dari suatu penyakit pun juga suatu kebahagiaan. Bersyukurlah atas segala kebahagiaan yang Tuhan berikan kepada kita. 11. Bersyukur terhadap Mentor dan Guru yang Kita Miliki Kita perlu bersyukur atas kehadiran orang-orang yang mau meluangkan waktu mereka untuk membantu kita. Entah itu adalah guru, mentor atau bahkan orang tua yang selalu membimbing kita menuju jalan yang benar. Tanpa kehadiran dan bimbingan dari mereka, kita bisa saja kehilangan arah. 12. Bersyukur terhadap Pekerjaan yang Kita Miliki Seperti yang kita ketahui bahwa mencari pekerjaan zaman sekarang itu sangat sulit. Persaingan yang sangat ketat membuat kita semakin sulit dalam meraih pekerjaan impian. Untuk semua rekan-rekan pembaca Career Advice, bersyukurlah dengan pekerjaan yang Anda miliki saat ini. Tidak semua orang bisa memiliki pekerjaan. Pekerjaan kita yang kita benci saat ini, bisa jadi merupakan pekerjaan yang didambakan oleh orang lain. 13. Bersyukur terhadap Musuh yang Membenci Kita Musuh, untuk apa disyukuri? Mungkin sebagian dari kita akan berpikir demikian. Nyatanya, kita perlu bersyukur terhadap kehadiran para musuh yang menunjukkan kepada kita, orang-orang seperti apa yang tidak pernah kita inginkan di dalam hidup. 14. Bersyukur terhadap Tubuh yang Kita Miliki Bersyukurlah atas tubuh yang sehat jasmani dan rohani, sehingga kita bisa menjadi seorang manusia yang seutuhnya. Dengan tubuh yang sehat, rekan pembaca dapat pergi bekerja, belajar dan melakukan pencapaian lainnya. 15. Bersyukur terhadap Nama yang Kita Miliki Nama adalah sebuah hadiah yang diberikan oleh orangtua kepada kita. Tidak hanya itu, nama juga merupakan sebuah identitas yang kita miliki semenjak dilahirkan ke dunia. Tidak akan pernah ada masalah atau kegagalan yang dapat mengubah identitas pertama yang kita miliki ini. Bersyukurlah atas identitas yang Tuhan dan orang tua berikan kepada kita. Itulah 15 hal-hal luar biasa yang perlu kita syukuri keberadaannya yang hadir di dalam kehidupan kita. Bersyukur, bersyukur dan teruslah bersyukur sebelum Tuhan menambahkan kesuksesan kita. Nah rekan-rekan Career Advice, apakah Anda sudah bersyukur hari ini? jika belum, Yuk jangan lupa bersyukur dulu kepada Tuhan. Tetap semangat ya, rekan-rekan Career Advice.

cerita tentang bersyukur kepada tuhan